Sosialite menurut Wikipedia adalah seseorang atau sekelompok orang yang selalu berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan menghabiskan waktu untuk menghibur dan dihibur pada acara–acara mode kelas atas.
Sosialita sepertinya sudah menjadi gaya hidup yang muncul di tengah masyarakat metropolitan, yang memiliki ciri kehidupan ekonomi yang tinggi, serta gaya hidup modernitas. Mereka seringkali dipandang sebagai kaum bergaya hidup mewah yang selalu berkumpul bersama kalangan– kalangan atas.
Gaya hidup sosialita tengah menjamur, nyaris seluruh elemen masyarakat, tak peduli tua dan muda, kelas atas bahkan kelas menengah ke bawah, semuanya larut dalam gaya hidup sosial elite ini.
Gaya hidup seperti ini dapat kita jumpai dengan mudah dalam kehidupan sehari–hari .
Tak lagi dari kaum wanita yang berumur 25 tahun ke atas, tapi juga anak muda. Apalagi di daerah perkotaan, dapat kita jumpai lebih banyak para sosialita muda. Mengapa di daerah perkotaan itu kaum sosialitanya lebih banyak? Karena di daerah perkotaan arus modernisasinya lebih kencang dan tingkat teknologinya lebih canggih.
Misalnya saja di kalangan para istri pejabat dan selebriti wanita. Mereka memiliki beberapa aktifitas rutin yang biasa dilakukan, salah satunya adalah arisan. Arisannya bukan sembarang arisan, karena arisannya itu barang mewah yang nilainya bisa mencapai ratusan juta bahkan menyentuh angka miliaran.
Membeli barang bermerk pun sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh para kaum sosial elite ini. Waw, sangat fantastis, ya?
Kehidupan sosialita ternyata cukup menarik perhatian masyarakat luas. Perilaku–perilaku yang mereka tampilkan seakan menarik untuk diikuti lebih jauh. Wajar saja kalau media masa selalu meliput aktifitas yang bernuansa mewah ini.
Di samping kehidupannya yang penuh dengan kemewahan, ada juga kaum sosialita yang memang dermawan. Mereka suka menyumbangkan sebagian dari harta mereka untuk orang–orang kurang mampu. Mereka juga suka melakukan kegiatan sosial secara bersama–sama untuk membantu orang–orang yang membutuhkan.
Tapi, ada juga yang memandang sebelah mata, karena kehidupannya hanya diciptakan untuk pengakuan akan kekayaan yang dimilikinya. Sehingga banyak orang yang menilai bahwa gaya hidup sosialita hanya sebagai ajang pamer kekayaan tanpa melihat orang-orang yang berada di kalangan menengah ke bawah.
Di balik ketidaksukaan atau pandangan negatif, ternyata gaya hidup sosialita bisa dibilang positif, karena dalam kegiatannya pun banyak yang melibatkan bakti sosial kepada yayasan yatim piatu atau orang yang membutuhkannya.
Hidup sebagai sosialita sah-sah saja, selama tidak merugikan orang lain. Semoga kita semua bisa hidup saling berdampingan sebagai satu bangsa, bukan atas golongan ataupun kelas. Cintai perdamaian dan ciptakan kesatuan.