Ternyata semakin berkembangnya teknologi tidak menutup kemungkinan di tahun 2022 akan ada peningkatan serangan siber. Hal ini patut diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan kalau Anda diintai oleh kejahatan siber.
Di tahun 2021 saja, serangan siber telah menimbulkan kerugian sebesar 6 Triliun dolar Amerika. Lalu, bagaimana dengan tahun 2022?
Seiring dengan pandemi yang masih melanda, ada banyak perusahaan beralih untuk menjalankan berbagai aktivitas hingga transaksi menjadi online seluruhnya. Ada berbagai ancaman serangan siber yang mengancam keamanan siber perorangan maupun perusahaan.
1. Serangan Ransomware
Serangan ini cukup sering terjadi sebagaimana banyak orang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kelemahan sistem keamanan perangkat maupun website. Umumnya, ancaman ini datang dari email mencurigakan.
Cara kerjanya adalah Anda akan dikirim email berisi link yang kemungkinan besar jika diklik akan mengenkripsi data-data pada perangkat yang digunakan. Untuk membuka enkripsi tersebut, Anda harus menebusnya dengan sejumlah uang yang tidak sedikit.
2. Serangan Siber Remote Working
Semakin maju zaman dan ditambah dengan pandemi, pekerjaan remote atau jarak jauh menjadi sebuah opsi populer untuk melakukan pekerjaan. Ternyata, ancaman serangan siber dapat menyusup melalui software untuk remote working.
Software ini terdapat pada desktop seperti, Netop, VNC, Microsoft’s Remote Desktop Protocol, dan Teamviewer. Selain dari software, serangan siber juga menargetkan business email (email bisnis).
3. Penipuan Melalui eCommerce
Saat pandemi, banyak yang beralih menggunakan transaksi belanja secara online. Ternyata, tidak melulu menyerang hal teknis. Penipuan dengan basis eCommerce pun juga termasuk menjadi penyumbang kejahatan siber.
Untuk mengurangi risiko ini, Anda harus berhati-hati saat berbelanja online. Beli barang dari website resmi dan pastikan terdapat banyak review untuk melihat kredibilitas toko sebelum melakukan transaksi.
4. Lemahnya Keamanan Cloud Storage dan Jaringannya
Banyak orang yang sekarang beralih menggunakan penyimpanan Cloud. Pada nyatanya, penyimpanan cloud juga tidak lepas dari ancaman serangan siber. Ancaman tersebut bisa berupa bocornya data, pencurian data, insiden keamanan dan lain-lain.
Untuk itu, Anda harus memilih penyedia layanan cloud storage yang memiliki sistem keamanan mumpuni. Selain itu, gunakan password yang aman sekaligus mengaktifkan fitur 2FA untuk perlindungan berlapis.
5. Phising Melalui Berbagai Platform
Anda patut curiga dengan link-link yang berasal dari sumber yang tidak jelas. Kejahatan siber dengan link ini memang sudah ada dari dulu. Namun sayangnya, phishing masih menjadi penyumbang korban serangan siber.
Maka, Anda patut berhati-hati dengan berbagai pesan, postingan, dan hal lainnya yang memiliki link mencurigakan. Jika Anda tidak tahu link tersebut dari mana dan untuk apa, lebih baik jangan diklik.
6. Penipuan Kode OTP
Anda harus berhati-hati dengan kejahatan siber kode OTP. Penipuan dengan kode OTP sudah marak terjadi. Bagi Anda yang memiliki eWallet atau menggunakan banking online, lebih baik jangan memberikan kode OTP ke siapapun.
Jika ada pihak yang mengaku sebagai dari perusahaan manapun dan meminta kode OTP, lebih baik jangan diberikan sebelum rekening atau dompet virtual Anda dikuras oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
7. Serangan Perangkat IoT (Internet of Things)
Semua perangkat IoT juga rentan terhadap serangan siber. Serangan siber IoT meningkat seiring dengan banyaknya perangkat untuk membangun ekosistem smart living. Mulai dari smart watch, smart tv, bel pintu, dan piranti lainnya yang membutuhkan internet.
Penjahat dapat menyusup ke dalam sistem dan mengoperasikan IoT di luar kendali pemilik perangkat. Umumnya, hal ini terjadi karena perangkat IoT tidak didukung sistem keamanan yang mumpuni. Jadi, pastikan IoT milik Anda diproduksi perusahaan yang bisa menjamin keamanannya.
Selain ketujuh serangan siber di atas, banyak lagi serangan siber berupa malware yang siap menyerang perangkat dan mencuri data Anda. Untuk itu, Anda harus bersiap dengan segala kemungkinan.
Yang mungkin dapat Anda lakukan saat ini adalah menginstal password manager dari sumber terpercaya seperti LastPass atau 1Pass untuk menyimpan data penting dan membuat password paling aman.
Selain itu, jika Anda memiliki website, pastikan untuk memasang sertifikat SSL agar data website dan pengunjung selalu terlindungi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak peduli dari pribadi atau instansi, ada baiknya untuk selalu bersiap guna menghindari ancaman serangan siber yang akan semakin mencekam tahun depan.